Direktur BRMS Herwin Hidayat mengungkapkan bahwa penemuan cadangan bijih emas meningkat 38%, dari sebelumnya 22,8 juta ton menjadi 31,5 juta ton, dengan kadar emas rata-rata 2,4 g/t.
Kondisi ini memperpanjang usia produksi Tambang Poboya. “Ke depan, kegiatan penambangan harus ditingkatkan untuk mendapatkan dan mengolah bijih menjadi emas,” kata Herwin kepada Kontan, Jumat (10/10).
Perlu dicatat bahwa penambahan sumber daya ini berasal dari prospek River Reef, prospek Hill Reef 1, dan prospek baru di Watuputih yang terletak di sebelah barat River Reef yang dimiliki oleh PT Citra Palu Tengah.
Herwin melanjutkan bahwa produksi emas BRMS selama sembilan bulan pertama, melalui anak perusahaannya PT Citra Palu Minerals, sebesar 511 kg atau 16.437 oz. Angka ini melonjak sebesar 328% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal III-2023, perusahaan tambang mineral ini melaporkan pendapatan sebesar USD 32,74 juta, meningkat signifikan sebesar 294% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya USD 8,32 juta. Angka ini juga melampaui pendapatan BRMS di tahun 2022, yaitu sebesar USD 11,64 juta.
Dari sisi bottom line, BRMS mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 65% menjadi USD 10,6 juta, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 6,47 juta.
Sebelumnya, Presiden Direktur BRMS Agus Projosasmito menyampaikan target peningkatan produksi di bulan-bulan terakhir tahun ini.
“Kami juga berharap dapat meningkatkan produksi emas pada semester kedua tahun 2023 dari fasilitas pengolahan emas kedua yang baru saja selesai dibangun. Peningkatan produksi emas ini akan berdampak positif pada kinerja keuangan Perseroan di tahun 2023,” kata Agus lewat siaran pers pada Rabu (1/11).
Sumber gambar: BRMS