Raksasa pertambangan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menandatangani fasilitas kredit tanpa jaminan senilai US$1 miliar untuk membangun dua smelter logam di Gresik, Jawa Timur, seiring dengan rencana pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri hilir pertambangan.
Pemegang saham PTFI, Freeport-McMoRan, menulis dalam sebuah pernyataan pada 22 Juli bahwa dana tersebut akan digunakan untuk memperluas pabrik peleburan tembaga yang sudah ada dan membangun pabrik peleburan tembaga yang baru di Gresik. Proyek pertama akan menelan biaya sekitar $250 juta dan proyek kedua, yang akan dikembangkan oleh PT Chiyoda International Indonesia yang dikendalikan oleh Jepang, diperkirakan menelan biaya $2,8 miliar.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk membangun sebuah pabrik pemurnian emas dan perak yang terhubung dengan kedua smelter tersebut dan diperkirakan akan menelan biaya sebesar $250 juta.
“
Pembangunan kapasitas smelter baru akan menghasilkan penghapusan bea keluar, sehingga memberikan offset terhadap biaya ekonomi yang terkait dengan pembangunan smelter,” tulis Freeport-McMoRan yang berbasis di Arizona, Amerika Serikat, dalam sebuah pernyataan.
PTFI diharapkan dapat mengembangkan smelter logam sebagai salah satu dari sekian banyak persyaratan yang disetujui oleh Freeport-McMoRan untuk memperpanjang izin tambang Grasberg di Papua, yang merupakan salah satu tambang emas dan tembaga terbesar di dunia. Freeport-McMoRan juga harus mengurangi kepemilikannya di PTFI menjadi 49 persen dalam sebuah divestasi yang memberikan saham pengendali kepada perusahaan pertambangan milik negara, MIND ID.
Pemerintah Indonesia menargetkan empat smelter secara keseluruhan, termasuk dua smelter PTFI, akan selesai dibangun pada tahun 2023 sebagai bagian dari rencana yang lebih besar untuk melakukan industrialisasi ekonomi. Meskipun Freeport McMoran berharap ekspansi akan selesai pada 2023, mereka hanya berharap smelter baru akan selesai pada 2024.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Ridwan Djamaluddin, mengkonfirmasi bahwa PTFI akan menerima insentif bea keluar.