
Harga batu bara terus menurun. Di bursa ICE Newcastle, misalnya, emas hitam ini ditutup pada harga USD 141,80 per ton pada hari Jumat (7/7) atau turun 5,28% dalam sepekan untuk kontrak Agustus.
Meski harga sedang terpuruk, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tetap konsisten untuk merealisasikan produksi 75-80 juta metrik ton pada 2023. Hal ini diungkapkan oleh Direktur dan Sekretaris Perusahaan, Dileep Srivastava.
“Tidak ada perubahan dalam pedoman kami dari 75MT – 80MT di FY23,” kata Dileep kepada mining.co.id, Selasa (11/7).
Jumlah produksi batubara BUMI di semester 1 belum dipublikasikan. Namun, jika mengacu pada catatan di kuartal pertama, produksi batubara BUMI memang mengalami penurunan sebesar 16,1 juta metrik ton.
Sementara tahun lalu pada periode yang sama mencapai 16,3 juta metrik ton. Batu bara yang diproduksi oleh KPC meningkat sebesar 1% dan Arutmin menurun sebesar 4% YOY. “Belum ada volume di semester 1 tahun 2023, belum ada,” pungkasnya.
Di Indonesia, harga batubara acuan (HBA) bulan Juli juga belum dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun jika melihat HBA sebelumnya, harga batubara cenderung menurun setidaknya dalam 3 bulan terakhir.
HBA bulan Maret untuk batubara kalori tinggi ditetapkan sebesar USD 283,08 per ton. HBA April sebesar USD 265,26 per ton, HBA Mei sebesar USD 206,16 per ton. Sementara itu, HBA Juni lalu untuk batubara kalori tinggi hanya ditetapkan sebesar USD 191,26 per ton.
Naik turunnya harga batubara disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya permintaan dari sejumlah negara Eropa, China, India dan lainnya mengalami penurunan baik karena faktor cuaca maupun iklim politik global.
Sumber: https://www.tambang.co.id/harga-batu-bara-terus-merosot-bumi-konsisten-produksi-sesuai-target