Zhejiang Huayou Cobalt dari Tiongkok menginvestasikan hampir US$211 juta untuk 38,6% saham di perusahaan bahan baterai Tianjin Bamo Technology.
Huayou juga bermitra dengan produsen baterai kendaraan listrik EVE Energy dan lainnya dalam proyek nikel dan kobalt senilai sekitar $ 2 miliar di Indonesia.
Huayou akan memiliki 20% saham dari perusahaan Indonesia, yang untuk sementara dinamakan PT Huayu Nickel Cobalt, dan akan menjadi proyek peleburan nikel baterai ketiga dari produsen kobalt ini di Indonesia, demikian Reuters melaporkan.
Proyek ini akan berlokasi di Teluk Weda di pulau Halmahera, di mana Huayou telah bermitra dengan Tsingshan Holding Group dalam proyek nikel sulfat dan bertujuan untuk memproduksi 120.000 ton nikel dan 15.000 ton kobalt setiap tahunnya, demikian ungkap wire service.
Indonesia terus “secara agresif mengejar rantai pasokan baterai dalam negeri,” ujar kepala penilaian harga dan data Benchmark Mineral Intelligence, Caspar Rawles.
“Hari ini saja – Huayou/EVE JV mengumumkan PT Huayu Nickel Cobalt di Weda Bay [and] Battery IBC dan LGES mengumumkan Megafactory baterai 10GWh,” cuitnya.
Dia mencatat bahwa investasi tersebut merupakan gabungan dari investasi sebesar $3,3 miliar di kedua proyek tersebut.
Langkah ini dilakukan karena harga mineral baterai mulai melonjak tahun ini karena meningkatnya permintaan baterai.
Saham Huayou (SS: 603799) naik kemarin dan datar pada perdagangan siang hari ini, pada CNY92,95, dengan nilai sekitar CNY113 miliar (US$17,6 miliar).