Tidak lama lagi, Indonesia akan memiliki indeks harga nikel sendiri. Saat ini, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), tengah bekerja sama untuk melakukan persiapan guna mewujudkan ambisi tersebut.
Sekretaris Jenderal APNI Meidy K. Lengkey mengatakan para pemangku kepentingan industri nikel dalam negeri berencana untuk bertemu dengan sejumlah penyedia indeks harga seperti Argus Media dan London Metal Exchange (LME).
“Mereka (LME, Argus Media, dan lain-lain) adalah ahli dalam penentuan harga komoditas,” kata Meidy di Jakarta, Senin (10/7).
Wacana untuk membentuk Indeks Nikel Indonesia telah bergulir dalam beberapa tahun terakhir. Tujuannya adalah untuk membentuk indeks harga yang lebih mencerminkan harga nikel domestik. Hal ini dikarenakan saat ini harga patokan mineral (HPM) masih berkiblat pada harga dari London Metal Exchange (LME).
Ide untuk membentuk indeks nikel Indonesia diprakarsai oleh APNI. Menurut Meidy, rencana ini telah mendapat lampu hijau dari pemerintah.
“Sekarang sudah di pemerintah, sedang berjalan, masih on progress. Nanti mungkin bulan Agustus dan September smelter-smelter itu akan diundang oleh Pak Luhut,” kata Meidy.
Niat APNI dan pemerintah untuk membentuk indeks nikel sendiri dikonfirmasi oleh Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi. Rencananya, indeks ini akan diberi nama Indeks Harga Nikel Indonesia.
“Indonesia berencana membentuk Indonesia Nickel Price Index yang ditargetkan terbentuk pada akhir tahun ini,” kata Jodi saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (11/7).
Jodi mengatakan, konsep pembentukan Indeks Harga Nikel Indonesia ini sejalan dengan konsep Harga Batubara Acuan (HBA) yang sudah ada.
Keberadaan Indeks Harga Nikel Indonesia, menurut Jodi, dapat memberikan sejumlah manfaat.
Salah satunya adalah memberikan kepastian harga bagi para pelaku usaha pertambangan dan pemilik smelter serta melindungi mereka dari fluktuasi harga di pasar LME.
“Dengan memiliki indeks harga nikel sendiri, kami dapat memantau kondisi pasar dengan lebih baik dan menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan,” kata Jodi.
Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan sudah sepatutnya Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel yang besar memiliki indeks nikel. Menurutnya, indeks tersebut perlu diupayakan agar dapat dijadikan dasar acuan penjualan nikel dunia.
“Keuntungan pertama adalah pengakuan Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia. Kedua, kita bisa mengendalikan harga nikel dunia. Ketiga, penambang, pedagang dan pemerintah memiliki standar harga sebagai patokan yang tidak bergantung pada lembaga dari negara lain,” kata Rizal kepada Kontan.co.id Selasa (11/7).
Perusahaan-perusahaan nikel, termasuk PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), menyambut positif rencana pembentukan indeks harga nikel Indonesia.
Direktur PT Central Omega Resources Tbk (DKFT), Andi Jaya, mengatakan bahwa pembentukan indeks nikel Indonesia akan membuat sistem perdagangan nikel lebih sesuai dengan kondisi di dalam negeri.
Selain itu, menurutnya, langkah ini juga dapat membantu para pemangku kepentingan industri nikel dalam mengambil keputusan yang lebih baik.
“Dengan adanya Indeks Nikel Indonesia dapat memberikan informasi yang lebih detail dan transparan terkait harga dan aktivitas perdagangan nikel di pasar domestik, sehingga para pelaku industri, investor dan pemangku kepentingan lainnya dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai tren pasar dan mengambil keputusan yang tepat,” jelas Andi. ” jelas Andi.
Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), Bernardus Irmanto, mengatakan bahwa pembentukan indeks nikel Indonesia dapat memberikan posisi tawar yang besar bagi Indonesia dalam industri nikel.
Meski demikian, ia mengaku belum dapat mengukur dampak dari pembentukan indeks tersebut terhadap pelaku usaha.
“Sebenarnya bagi pelaku usaha, kami membutuhkan indeks yang berfungsi, sehingga memberikan tingkat kepastian bagi pendapatan kami. Saya belum bisa berkomentar apakah (indeks nikel Indonesia) lebih baik bagi pelaku usaha (dibandingkan dengan LME) sebelum mengetahui bagaimana indeks tersebut dibentuk,” kata Irmanto.
Sumber: https://industri.kontan.co.id/news/indonesia-nickel-price-index-ditargetkan-terbentuk-akhir-2023