Indonesia kemungkinan besar akan meleset dari target produksi batubara tahun ini, seorang pejabat kementerian energi mengatakan pada hari Jumat.
Hujan lebat memperlambat operasi tambang dan pelabuhan di Indonesia, pengekspor batubara terbesar di dunia yang digunakan untuk pembangkit listrik, demikian ungkap para eksekutif pertambangan kepada Reuters.
Produksi diperkirakan akan mencapai 610 juta ton pada tahun 2021, ujar Sujatmiko, direktur batu bara di kementerian energi yang hanya menggunakan satu nama, dalam sebuah konferensi virtual.
Angka tersebut 2,4% di bawah target kementerian sebesar 625 juta ton.
“Realisasi (produksi) kami sedikit lebih rendah, karena cuaca di tambang, curah hujan cukup tinggi,” kata Sujatmiko.
“Kami berharap dengan semakin lancarnya operasional di lapangan, hingga akhir tahun, hingga Desember 2021 dapat mencapai produksi sekitar 610 juta ton,” tambahnya.
Pada bulan Januari hingga September, produksi batubara sekitar 450 juta ton, 72% dari target, kata Sujatmiko.
Produksi naik 8,7% menjadi 456,77 juta ton dari 420,29 juta ton pada Januari-September 2020, demikian data kementerian menunjukkan.
Harga batubara global telah melonjak ke rekor tertinggi tahun ini di tengah pemulihan permintaan bahan bakar industri dan terbatasnya produksi di konsumen batubara terbesar, China.
Hujan lebat menghambat harapan Indonesia untuk meningkatkan produksi dan ekspor untuk memanfaatkan lonjakan ini.