Indonesia menangguhkan ekspor batu bara dari 34 perusahaan tambang: Laporan

JAKARTA: Indonesia telah menangguhkan ekspor batu bara dari 34 perusahaan tambang batu bara yang gagal memenuhi kewajiban pasar domestik antara bulan Januari dan Juli tahun ini, CNBC Indonesia melaporkan pada hari Senin (9/8), mengutip sebuah dokumen pemerintah.

Indonesia mewajibkan para penambang batu bara untuk menjual 25 persen dari produksi mereka ke pasar domestik, terutama ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Kegagalan untuk melakukan hal tersebut dapat mengakibatkan sanksi, termasuk penangguhan ekspor dan denda. Mengutip sebuah dokumen pemerintah, CNBC Indonesia mengatakan 34 penambang telah dilarang untuk sementara waktu melakukan ekspor.

Dalam sebuah posting di situs webnya pada tanggal 7 Agustus, kementerian energi mengatakan bahwa sanksi-sanksi telah diberikan kepada beberapa perusahaan karena melanggar peraturan-peraturan pasar, tetapi tidak menyebutkan nama-nama perusahaan tersebut atau mengatakan berapa banyak yang akan terpengaruh oleh tindakan-tindakan tersebut.

Dari 34 perusahaan yang terdaftar dalam dokumen yang dilihat oleh CNBC Indonesia, empat di antaranya adalah anggota Indonesia Coal Miners Association (ICMA), kata direktur eksekutif kelompok perdagangan tersebut, Hendra Sinadia.

“Sepengetahuan kami, keempat perusahaan tersebut telah memberikan jaminan terpisah atas komitmen mereka kepada pemerintah untuk memenuhi kewajiban mereka sebelum dokumen tersebut diterbitkan,” kata Hendra kepada Reuters.

Kelompok ini mendukung tindakan pemerintah, tetapi mencari “perbaikan struktural” untuk menghindari masalah serupa di masa depan, tambahnya.

“Kami mendukung user, dalam hal ini PLN, untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh, baik dari sisi administrasi pembayaran kepada supplier, infrastruktur di jetty untuk proses bongkar muat batu bara, manajemen stok persediaan, dan sebagainya,” kata Hendra.

Salah satu perusahaan yang dilarang mengekspor adalah PT Arutmin Indonesia, sebuah unit perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources, menurut CNBC Indonesia.

“Kami sedang berusaha untuk menyelesaikan hal ini dengan cepat untuk melanjutkan ekspor,” ujar direktur Bumi, Dileep Srivastava, kepada Reuters.

Sumber: Reuters