Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Tesla Inc. Chief Executive Elon Musk pada hari Sabtu di Texas untuk membahas potensi investasi dan teknologi, kata pemerintah Indonesia dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan antara Musk dan Widodo, yang lebih dikenal dengan sebutan Jokowi, terjadi setelah putaran diskusi tingkat kerja mengenai potensi investasi di industri nikel Indonesia dan pasokan baterai untuk kendaraan listrik, demikian ungkap para pejabat Indonesia kepada Reuters.
Perwakilan dari Tesla berada di Indonesia minggu lalu untuk melakukan pertemuan terkait potensi investasi terkait baterai, demikian ungkap pejabat Indonesia dan dua orang yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Tesla tidak segera memberikan komentar.
Indonesia selama bertahun-tahun telah mencoba untuk mendapatkan kesepakatan dengan Tesla untuk investasi baterai dan juga untuk perusahaan kedirgantaraan SpaceX milik Musk.
Jokowi melakukan perjalanan dari Washington, di mana ia menghadiri pertemuan para pemimpin dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), untuk bertemu dengan Musk di tempat peluncuran SpaceX di Boca Chica, Texas. Ia mengundang miliarder tersebut untuk mengunjungi Indonesia pada bulan November.
Jokowi akan menjadi tuan rumah pertemuan Kelompok 20 negara ekonomi besar di Bali pada bulan November. “Mudah-mudahan pada bulan November,” kata Musk mengutip pernyataan pemerintah Indonesia.
Musk mengatakan bahwa mungkin ada ruang untuk “kemitraan dalam banyak hal, karena Indonesia memiliki banyak potensi”, demikian pernyataan tersebut.
Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, dan Jokowi sangat ingin mengembangkan industri mobil listrik berbasis nikel di dalam negeri – mulai dari pembuatan logam nikel, hingga memproduksi komponen baterai dan perakitan kendaraan listrik. Di masa lalu, ia juga telah mendesak Musk untuk mempertimbangkan lokasi peluncuran roket di Indonesia.
Dua kesepakatan selama sebulan terakhir telah memberikan momentum baru bagi dorongan Jokowi untuk mengembangkan industri terkait kendaraan listrik di saat para produsen mobil global berebut untuk mengamankan pasokan bahan baterai dan mengurangi ketergantungan mereka pada China.
Sebuah konsorsium yang dipimpin oleh LG Energy Solution Ltd dari Korea Selatan, produsen baterai EV nomor dua di dunia, mengumumkan rencana bulan lalu untuk menginvestasikan $9 miliar di Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan yang mencakup segala hal, mulai dari penyulingan nikel hingga produksi sel baterai di Indonesia.
Saingan LG yang lebih besar, Contemporary Amperex Technology yang berbasis di Tiongkok, pemasok Tesla, mengumumkan investasi senilai $9 miliar di Indonesia pada bulan April.
(Oleh Stanley Widianto, Ed Davies, Norihiko Shirouzu, Gavin Maguire, Fransiska Nangoy dan Kevin Krolicki; Penyuntingan oleh William Mallard)