Presiden Indonesia Resmikan Pabrik Feronikel Senilai $2,7 Miliar yang Didukung Tiongkok

Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Senin meresmikan pabrik feronikel baru dengan kapasitas produksi 1,8 juta ton di provinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun dengan biaya sekitar $ 2,7 miliar.

Pabrik ini dibangun oleh PT Gunbuster Nickel Indonesia, unit lokal Jiangsu Delong Nickel Industry dari Tiongkok, di pusat pengolahan nikel di Sulawesi, sebagai bagian dari rencana pemerintah agar negara yang kaya akan sumber daya alam ini dapat meningkatkan rantai nilai dan tidak hanya mengekspor bahan mentah.

MENDAFTAR UNTUK MENDAPATKAN AUSTRALASIA DIGEST
Menurut pernyataan pemerintah, pabrik ini akan mampu memproses 13 juta ton bijih nikel per tahun.

Jokowi, demikian panggilan akrab sang presiden, mengatakan bahwa smelter ini akan meningkatkan nilai bijih nikel hingga 14 kali lipat.

Membangun industri yang memberikan nilai tambah adalah salah satu tujuan kebijakan utama Jokowi untuk memaksimalkan keuntungan dari sumber daya alam Indonesia dan menciptakan lapangan kerja.

Pada tahun 2020, penambang nikel terbesar di Indonesia melarang ekspor bijih nikel untuk membujuk perusahaan-perusahaan asing agar mau berinvestasi di smelter.

Presiden menegaskan kembali pada hari Senin bahwa ia akan menggunakan pendekatan yang sama untuk memikat investor agar mau mengolah logam-logam lain, termasuk dengan melarang pengiriman bauksit pada akhir tahun depan.

“Jadi bagi yang ingin membangun industri hilirisasi bauksit, silakan, karena kesempatan (ekspor) hanya satu tahun,” kata Jokowi.

(Oleh Bernadette Christina; Penyuntingan oleh Emelia Sithole-Matarise)