PTT menjual tambang-tambang di Indonesia

Konglomerat minyak dan gas nasional, PTT Plc, telah memutuskan untuk menjual bisnis pertambangan batu bara di Indonesia dengan nilai US$ 471 juta seiring dengan upaya perusahaan untuk beralih ke energi bersih.

“Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan penjualan karena harga batubara global telah meningkat sejak akhir tahun lalu,” ujar Auttapol Rerkpiboon, kepala eksekutif dan presiden PTT.

Harga referensi batubara berjangka Newcastle ditutup pada $407,9 per ton kemarin, menurut Investing.com.

Harga mencapai $83 per ton pada akhir tahun 2021, meningkat dari $53,8 per ton pada tahun 2020, berkat pemulihan ekonomi global seiring dengan meredanya pandemi. Harga-harga ini juga didorong oleh permintaan yang besar di antara negara-negara Eropa setelah mereka bergabung dengan AS dalam membatasi impor minyak dan gas dari Rusia, menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

PTT menjual dua tambang batu bara kepada PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (Astrindo), sebuah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, melalui kesepakatan pembelian, sesuai dengan surat yang disampaikan kepada Bursa Efek, melalui kesepakatan pembelian, sesuai dengan surat yang disampaikan kepada Bursa Efek Thailand.

Tambang batu bara Sebuku dan Jembayan memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar 8-9 juta ton per tahun.

Penjualan tersebut dilakukan melalui PTT International Holdings Co (PTTIH) yang sepenuhnya dimiliki oleh PTT, pemilik PTT Mining Co yang mengoperasikan tambang-tambang tersebut.

PTTIH dan Astrindo menandatangani perjanjian pembelian saham pada hari Senin di Bali. Transaksi ini diharapkan akan selesai pada kuartal keempat tahun ini.

Transaksi ini akan mendivestasikan seluruh investasi PTT di bisnis batubara, yang sejalan dengan strategi PTT menuju energi bersih dan mobilitas.

PTT memasuki segmen pertambangan batubara pada tahun 2012 dengan membeli 55% saham di perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Singapura, Sakari Resources Co, dan mengakuisisi 45% saham sisanya melalui penawaran tender. Bisnis ini juga mencakup perusahaan perdagangan batu bara di Singapura.

Ray Gerungan, presiden direktur Astrindo, mengatakan bahwa pembelian tambang dari PTT sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan untuk masuk ke bisnis hulu batubara.

PTT terus meningkatkan upaya untuk mempromosikan energi bersih di bawah rencana pemerintah Thailand untuk mencapai netralitas karbon, keseimbangan antara emisi dan pengurangan karbon dioksida, pada tahun 2050.