Smelter Feronikel (FeNi) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Halmahera Timur, Maluku Utara semakin mendekati tahap operasional. Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Syarief Faisal Alkadrie, mengatakan Antam telah menyelesaikan proses uji coba (commissioning) fasilitas tersebut.
“Perusahaan telah menyelesaikan proses commissioning dan sedang mempersiapkan diri untuk memasuki tahap produksi komersial,” kata Syarief kepada Kontan.co.id, Kamis (12/10).
Smelter FeNi Halmahera Timur direncanakan memiliki kapasitas produksi 13.500 TNi untuk Line 1 per tahun. Smelter ini akan melengkapi 3 unit smelter feronikel Antam di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang memiliki 4 lini produksi dengan kapasitas gabungan 27.000 TNi per tahun.
Dengan demikian, ketika Proyek Smelter Feronikel Halmahera Timur Antam selesai dibangun, Antam akan memiliki total kapasitas produksi tahunan hingga 40.500 TNi.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik smelter Feni Halmahera Timur, Antam bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Keduanya telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) pada bulan Maret 2022.
“Saat ini, pasokan listrik Pabrik Feni Halmahera Timur sudah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan kapasitas pabrik,” kata Syarief.
Proyek Smelter Feni Halmahera Timur merupakan salah satu dari beberapa proyek yang saat ini sedang dikerjakan oleh Antam. Selain proyek Pabrik Feni Halmahera Timur, ANTAM juga tengah mengawal proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Tahap I di Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek SGAR Mempawah merupakan proyek yang dikelola oleh perusahaan patungan Inalum dan Antam, yaitu PT Borneo Alumina Indonesia. Menurut catatan Kontan.co.id, nilai proyek tersebut adalah USD 831 juta.
Saat ini, pengerjaan proyek SGAR Mempawah sudah lebih dari 50% selesai. Nantinya, alumina yang dihasilkan oleh SGAR Mempawah tahap I ini nantinya akan menjadi bahan baku bagi smelter aluminium eksisting milik anggota Grup MIND ID, yaitu PT Inalum, yang berlokasi di Kuala Tanjung dengan kapasitas tampung alumina hingga 1 juta kilo ton per tahun (KTPA). Jumlah alumina bisa mencapai 500.000 ton aluminium.
“Dan ada juga (proyek) untuk mengembangkan ekosistem EV Battery di Indonesia,” tambah Syarief.
Sumber gambar: ANTARA FOTO/JOJON