Dari tahun 2023 hingga 2024, investasi smelter di Indonesia diproyeksikan mencapai USD 11,6 miliar (Rp 182,3 triliun) untuk pengembangan 16 smelter.
Dalam sebuah rapat dengar pendapat di Jakarta pada hari Selasa, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bambang Suswantono, mengatakan bahwa dari 16 smelter yang direncanakan, tujuh di antaranya adalah untuk nikel, tujuh untuk bauksit, satu untuk besi dan satu untuk tembaga.
Bambang Suswantono mencatat bahwa ketujuh smelter nikel tersebut membutuhkan investasi sebesar USD 2,67 miliar, dengan lima di antaranya telah beroperasi sejak tahun 2023. Smelter nikel milik perusahaan pertambangan milik negara Antam hampir selesai pada 99 persen, sementara smelter milik Ang And Fang Brother masih dalam tahap konstruksi.
Selain itu, tujuh smelter sektor bauksit bernilai USD 5,85 miliar, dengan USD 51,5 juta diinvestasikan untuk smelter besi. Investasi tertinggi, senilai USD 3,08 miliar, ditujukan untuk smelter tembaga Freeport Indonesia, yang saat ini telah mencapai 90 persen penyelesaian.
Lebih lanjut, Bambang Suswantono menekankan pentingnya kebijakan industrialisasi yang efisien dalam industri mineral. Kementerian ini menerapkan strategi untuk mengintegrasikan rantai pasokan antara pertambangan dan peleburan, melibatkan para pemangku kepentingan dalam kebijakan hilirisasi, dan mendorong pengembangan industri lanjutan.
Sumber gambar: B-Universe Photo/Rifqi Danwanus
Sumber: https://jakartaglobe.id/business/116-billion-invested-in-indonesias-smelters