Vale Indonesia mengatakan pada hari Rabu bahwa produksi nikel matte diperkirakan akan turun sebanyak 13% tahun depan dibandingkan dengan tingkat normal, karena penundaan pembangunan kembali tanur yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 terus berdampak pada produksi.
Anak perusahaan raksasa pertambangan Brasil ini memperkirakan produksi nikel matte sebesar 65.000 ton pada tahun 2022, dibandingkan dengan rata-rata tahunan sebesar 70.000-75.000 ton.
“Rencananya akan dibangun kembali pada awal tahun ini, namun karena pertimbangan pandemi, tenaga ahli dan material dari luar negeri belum bisa datang sehingga diundur hingga Desember,” ujar Chief Executive Vale Indonesia Febriany Eddy dalam rapat dengar pendapat dengan DPR.
Proyeksi tahun depan, bagaimanapun, sedikit lebih tinggi dari target produksi nikel matte tahun 2021 sebesar 64.000 ton.
Perusahaan harus mematikan tungku yang berusia 20 tahun pada 14 Desember selama lima bulan untuk membangunnya kembali, ujarnya, seraya menambahkan bahwa perusahaan memiliki tiga tungku lain yang akan terus beroperasi seperti biasa.
Produksi nikel matte Vale Indonesia turun 13% dalam sembilan bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, juga karena masalah pemeliharaan.